Beberapa bulan lalu,
saya bertemu dengan mahasiswa dari
Malaysia yang konon mempunyai IPK nyaris sempurna dan mendapat beasiswa dari
Pemerintah karena prestasi akademiknya. Teman-teman saya mengebutnya “Patkai”
karena menurut mereka wajahnya menyerupai babi dalam serial Sun Go Kong. Dia mempunyai tubuh yang
gemuk seperti celengan semar dan matanya dibalut kacamata tebal. Meskipun berat
mengakui, dan tanpa ada rasa untuk mengejek sedikitpun, saya juga sependapat
dengan mereka. Dia menyerupai babi (hal ini tidak diragukan, saya telah
membuktikannya melalui metode ini: saya cari gambar babi di internet, lalu saya
ingat-ingat wajah Patkai. Mirip. Seperti kakak beradik.)
Teman-teman sayalah yang mengenalkan sosok Patkai ini dan kemudian kami mengobrol. Terlepas dari wajah Patkai yang menyerupai babi, ia mempunyai intelektualitas yang tinggi dan pandai bersilat lidah; mulutnya terus merancau bagaikan seorang burung dan pengalamannya bagaikan kepakan sayap yang membentang tinggi di angkasa. Semua teman saya, mendengarkan celotehan Patkai dengan terbengong-bengong dan sebagian ada yang ngiler, seolah-olah mereka adalah balita yang baru saja disuguhi adegan porno.
Patkai, menurut cerita, ialah seorang bocah yang lahir dengan otak cerdas dan ketika SMP ia memenangkan juara Olimpiade Tingkat Provinsi, lalu melanjutkan sekolah ke SMA 70 Jakarta─SMA yang katanya paling maju di eranya dan melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya bekerja sebagai perwakilan Kepala Bagian Pendidikan untuk Negara J dan ibunya seorang pengacara. Masa SMA Patkai dipenuhi dengan kenakalan; ia pernah menusuk perut gurunya; menjadi pecandu ekstasi dan pengedar narkoba; namun jeratan hukum selalu ditepisnya dengan jurus ajaib yang bernama menyogok polisi.