Semua orang pernah merayakan tahun baru,
tapi nggak semua orang ‘memaknai’ apa
tahun baru itu sendiri. Nggak usah jauh-jauh, deh. Contohnya aja gue.
Kadang gue ngerasa, ngapain harus mikirin tahun baru? Lha wong tahun baru aja
nggak pernah mikirin gue.
Gue emang selalu beda dengan kawula muda
pada umumnya. Disamping lebih keren, gue juga lebih aneh. Malem tahun baru kemaren gue rayakan dengan
membaca tumpukan buku yang mulai berbukit-bukit kayak dadanya Julia Peres.
Sesekali nyari nyamuk make raket listrik. Ya, kadang gue sendiri mikir, kenapa
malem tahun gue begitu garing?
Lebih dari dua jam membaca, mata gue
pegel juga. Karena nggak ada tukang pijet mata, gue mencoba mengurangi efek
pegal di mata dengan menonton TV. Sesaat kemudian gue tersadar,
This is a bad idea! Very bad idea!
Melihat TV pas acara malem tahun baru
adalah siksaan terpedih dalam hidup gue setelah mendengar dosen fisika botak
lagi berceramah. Semua acara TV nayangin adegan pesta kembang api. Mana
kebanyakan yang liat itu para pasangan kekasih yang pegangan tangan dengan romantisnya.
Nah,
gue? malah pegangan raket listrik. Bukannya romantis malah kesetrum. Sial.