Sebelum kau bertanya, “Kenapa cerita ini berjudul
tamparan?” manusia lebih dahulu diperbudak oleh uang.
Gadis itu bernama Lastri. Dia berkerudung, dan juga
cantik. Beruntunglah Lastri ini, dia dilahirkan di keluarga yang
mampu dan jauh dari kata melarat─golongan pejabat. Orang-orang menyebutnya anak
kesayangan karena semenjak bayi dia tak pernah mengenal mencuci baju, setrika, memasak, apalagi macul di
sawah. Boro-boro mencocok tanam, menginjakkan kaki di genangan air saja
membuat Lastri risih.
Pernah suatu ketika, dia menginjak genangan air ketika berjalan di sepanjang jalan Malioboro bersama seorang pemuda. Dan saat itu juga, dia langsung menjerit, “Ihh.. jorok banget!” Seperti orang yang kebakaran jenggot, Lastri langsung berlari menuju kamar mandi
untuk membersihkan kakinya yang kotor.
“Ihh.. jorok banget!”
***
Bagaimana mungkin ada orang yang berkata kalau
Indonesia adalah bangsa yang kere? Lihat saja tempat parkir kampus itu. Sudah
penuh sesak oleh ratusan motor dan Lastri kebingungan setengah mati mencari
lahan kosong guna memarkir motornya. Dia terpaksa berkeliling, kesana-kemari,
tengok kanan-tengok kiri demi memarkirkan motornya.
Dan ketika dia mulai turun dari motor, di kejauhan seorang gadis terlihat berteriak memanggili namanya; tanggannya dilambai-lambaikan dan
dia berjalan mendekat.