14 Desember 2013

Passion : Sebuah Pembelaan


Ngeliatin mahasiswi mondar –mandir itu salah satu hal yang paling menyejukkan hati setelah ngopi. Siang ini, gue duduk termenung di sekitar kampus sambil clingukan kayak orang mau maling helm. Siapa tahu ketemu jodoh.

Sayang sejuta sayang, bukannya ketemu sama cewek cantik. Yang lewat malah cewek segede gajah,  cewek berkerudung yang panjangnya nggak kalah sama tembok China, para mahasiswa berjenggot panjang ala syech. Yang lebih parah, banyak mahasiswa cowok yang kebencong-bencongan lewat. Ya, kampus gue emang memprihatinkan.

Beberapa saat kemudian, dari kejauhan ada cewek yang nyamperin gue, sebut saja Bunga.

“Hey, Lucky !” sapa Bunga

“Hey, juga” jawab gue singkat

“Eh, blog kamu nggak ada postingan baru?”

“HA?!” gue mangap.

Gue kaget sekaget-kagetnya, melebihi kagetnya orang kaget. Cewek kayak bunga ternyata tahu kalau gue punya blog. Padahal, gue sama sekali nggak nggembar-nggemborkan blog gue ini. Disamping isinya yang mungkin sesat, tujuan utama gue bikin emang buat nampung hobi gue nulis aja.