Terlanjur Sayang
Retno mengendarai sepeda motor
sendirian menuju
rumah kekasihnya. Sepanjang perjalanan ia menahan isah tangis. Tampang yang lusuh, mata lebam karena seharian menangis. Keadaan Retno saat ini benar-benar memprihatinkan.
rumah kekasihnya. Sepanjang perjalanan ia menahan isah tangis. Tampang yang lusuh, mata lebam karena seharian menangis. Keadaan Retno saat ini benar-benar memprihatinkan.
Sesampainya disana, Retno disambut seorang pemuda berperawakan kekar
seperti preman pasar, rambut yang cepak, lengkap dengan kacamata. Kalian salah,
pemuda itu bukanlah Andika Kangen Band, melainkan kekasih Retno, “kamu mau apa
kesini?!” tanya pemuda itu pada Retno
“aku kangen kamu, sayang!” Retno memeluk erat tubuh pemuda itu
Pemuda itu langsung melepas pelukan Retno, ia mendorong tubuh Retno sampai
terjatuh di pinggir jalan, “kan kemaren udah ketemu! Aku lagi sibuk!”
“aku tuh cuma pengen tahu keadaan kamu, sayang?” Retno mencoba bangkit, ia melangkah
menghampiri pemuda itu, “kamu udah seminggu nggak ngasih kabar, di sms nggak
bales, aku telfon nggak diangkat, aku ajak ketemuan nggak bisa”
“kamu itu, ya?” pemuda itu
mengangkat tangannya, menunjuk ibu jarinya tepat di wajah Retno, “aku lagi
sibuk! Gak usah ganggu aku lagi !”
“kan aku kekasih kamu, sayang?” Retno
menatap mata pemuda itu dalam-dalam
“berisik!” bentak pemuda itu, “ini tuh udah sore, aku mau kuliah dulu !”